Maengket adalah paduan dari seni tari, musik dan nyanyi, serta seni
sastra yang dikemas dalam lirik lagu yang dilantunkan. Lagu yang disusun
untuk mendampingi tarian ini disebut
neengketen. Kata
maengket terdiri dari awalan
ma dengan kata dasar
engket. Kata
ma berarti sedang melaksanakan dan
engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu.
Pertunjukan tari maengket diawali seorang penyanyi yang akan diikuti
(diulangi) oleh orang lain. Tarian ini biasanya ditampilkan 20 sampai 30
orang yang terdiri dari laki-laki dan wanita yang dibentuk berpasangan
dan satu orang perempuan bertindak sebagai pemandu. Biasanya pakaian
yang dikenakan berwarna cerah seperti merah, merah jambu, biru, kuning,
hijau dan putih. Para penari prianya akan memakai ikat kepala berwarna
merah. Tarian ini begitu dinamis, energik, dan relatif lebih bebas dari
aturan. Anda akan mendapatinya masih beracu pada nilai dan gerakan asli.
Seni Tari Maengket diperkirakan sudah ada di Minahasa sejak masa sistem
bercocok tanam. Tarian tradisional rakyat ini hanya dipertunjukkan pada
musim panen dengan gerakan sederhana dan hanya dipertunjukan dalam dalam
upacara tertentu seperti
Makamberu, Metabak, Masambo, Melaya dan Meraba.
Akan tetapi, sekarang gerakan tarian ini lebih bervariasi dan kerap
dipertunjukan sebagai sarana hiburan atau untuk menyambut tamu. Meski
demikian, nilai, dan syair yang mendampingi juga gerakan asli dari
tarian ini tidak pernah ditinggalkan. Tari maengket pernah
dipertontonkan saat acara
“World Ocean Conference (WOC)” yang berlangsung di Manado tahun 2009 lalu.

Beragam seni tari yang ada di Nusantara bukan hanya sebagai sarana
hiburan dan bagian dari ritual adat semata tetapi sebagai cerminan
kekayaan dan keanekaagaman suku dan budaya yang ada di negeri ini. Ada
ratusan suku yang tersebar di seluruh Tanah Air dan masing-masing
memiliki jenis tarian khasnya. Saatnya kini Anda mengenal salah satu
tarian indah yang berasal dari
Sulawesi Utara,
yaitu tari Maengket. Tarian dengan bentuk khas sendratari berpadu opera
ini bukan hanya bagian dari adat Minahasa tetapi juga sejarah identitas
orang Minahasa saat mereka mengenal tanam padi
maengket juga merupakan suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan
yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang
berlipat ganda/banyak. Marambak adalah tarian dengan semangat
kegotong-royongan (
mapalus),
rakyat Minahasa bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah
dibangun maka diadakan pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah
disebut “rumambak” atau menguji kekuatan rumah baru dan semua masyarakat
kampung diundang dalam pengucapan syukur. Lalayaan adalah tari yang
dilakukan saat bulan purnama Mahatambulelenen, para muda-mudi
melangsungkan acara Makaria’an — mencari teman hidup.
SUMBER :
http://www.indonesia.travel/id/destination/33/bunaken/article/186/tari-maengket-sendratari-berpadu-opera-khas-minahasa
http://maengket.blogspot.com/2012/03/tari-maengket.html