Sabtu, 27 Oktober 2012

Tari Maengket

Maengket adalah paduan dari seni tari, musik dan nyanyi, serta seni sastra yang dikemas dalam lirik lagu yang dilantunkan. Lagu yang disusun untuk mendampingi tarian ini disebut neengketen. Kata maengket terdiri dari awalan ma dengan kata dasar engket. Kata ma berarti sedang melaksanakan dan engket artinya mengangkat tumit naik turun sesuai lagu.

 Pertunjukan tari maengket diawali seorang penyanyi yang akan diikuti (diulangi) oleh orang lain. Tarian ini biasanya ditampilkan 20 sampai 30 orang yang terdiri dari laki-laki dan wanita yang dibentuk berpasangan dan satu orang perempuan bertindak sebagai pemandu. Biasanya  pakaian yang dikenakan berwarna cerah seperti merah, merah jambu, biru, kuning, hijau dan putih. Para penari prianya akan memakai ikat kepala berwarna merah. Tarian ini begitu dinamis, energik, dan relatif lebih bebas dari aturan. Anda akan mendapatinya masih beracu pada nilai dan gerakan asli.

  Seni Tari Maengket diperkirakan sudah ada di Minahasa sejak masa sistem bercocok tanam. Tarian tradisional rakyat ini hanya dipertunjukkan pada musim panen dengan gerakan sederhana dan hanya dipertunjukan dalam dalam upacara tertentu seperti Makamberu, Metabak, Masambo, Melaya dan Meraba. Akan tetapi, sekarang gerakan tarian ini lebih bervariasi dan kerap dipertunjukan sebagai sarana hiburan atau untuk menyambut tamu. Meski demikian, nilai, dan syair yang mendampingi juga gerakan asli dari tarian ini tidak pernah ditinggalkan. Tari maengket pernah dipertontonkan saat acara“World Ocean Conference (WOC)” yang berlangsung di Manado tahun 2009 lalu.

Beragam seni tari yang ada di Nusantara bukan hanya sebagai sarana hiburan dan bagian dari ritual adat semata tetapi sebagai cerminan kekayaan dan keanekaagaman suku dan budaya yang ada di negeri ini. Ada ratusan suku yang tersebar di seluruh Tanah Air dan masing-masing memiliki jenis tarian khasnya. Saatnya kini Anda mengenal salah satu tarian indah yang berasal dari Sulawesi Utara, yaitu tari Maengket. Tarian dengan bentuk khas sendratari berpadu opera ini bukan hanya bagian dari adat Minahasa tetapi juga sejarah identitas orang Minahasa saat mereka mengenal tanam padi

 maengket juga merupakan suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang berlipat ganda/banyak. Marambak adalah tarian dengan semangat kegotong-royongan (mapalus), rakyat Minahasa bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji kekuatan rumah baru dan semua masyarakat kampung diundang dalam pengucapan syukur. Lalayaan adalah tari yang dilakukan saat bulan purnama Mahatambulelenen, para muda-mudi melangsungkan acara Makaria’an — mencari teman hidup.

 SUMBER :  

http://www.indonesia.travel/id/destination/33/bunaken/article/186/tari-maengket-sendratari-berpadu-opera-khas-minahasa

http://maengket.blogspot.com/2012/03/tari-maengket.html